Kota Palu sekarang ini adalah bermula dari kesatuan empat kampung, yaitu : Besusu, Tanggabanggo (Siranindi) sekarang bernama Kamonji, Panggovia sekarang bernama Lere, Boyantongo sekarang bernama Kelurahan Baru. Mereka membentuk satu Dewan Adat disebut Patanggota. Salah satu tugasnya adalah memilih raja dan para pembantunya yang erat hubungannya dengan kegiatan kerajaan. Kerajaan Palu lama-kelamaan menjadi salah satu kerajaan yang dikenal dan sangat berpengaruh. Itulah sebabnya Belanda mengadakan pendekatan terhadap Kerajaan Palu. Belanda pertama kali berkunjung ke Palu pada masa kepemimpinan Raja Maili (Mangge Risa) untuk mendapatkan perlindungan dari Manado di tahun 1868. Pada tahun 1888, Gubernur Belanda untuk Sulawesi bersama dengan bala tentara dan beberapa kapal tiba di Kerajaan Palu, mereka pun menyerang Kayumalue. Setelah peristiwa perang Kayumalue, Raja Maili terbunuh oleh pihak Belanda dan jenazahnya dibawa ke Palu. Setelah itu ia digantikan oleh Raja Jodjokodi, pada tanggal 1 Mei 1888 Raja Jodjokodi menandatangani perjanjian pendek kepada Pemerintah Hindia Belanda.
Minggu, 19 Mei 2013
Kota Palu sekarang ini adalah bermula dari kesatuan empat kampung, yaitu : Besusu, Tanggabanggo (Siranindi) sekarang bernama Kamonji, Panggovia sekarang bernama Lere, Boyantongo sekarang bernama Kelurahan Baru. Mereka membentuk satu Dewan Adat disebut Patanggota. Salah satu tugasnya adalah memilih raja dan para pembantunya yang erat hubungannya dengan kegiatan kerajaan. Kerajaan Palu lama-kelamaan menjadi salah satu kerajaan yang dikenal dan sangat berpengaruh. Itulah sebabnya Belanda mengadakan pendekatan terhadap Kerajaan Palu. Belanda pertama kali berkunjung ke Palu pada masa kepemimpinan Raja Maili (Mangge Risa) untuk mendapatkan perlindungan dari Manado di tahun 1868. Pada tahun 1888, Gubernur Belanda untuk Sulawesi bersama dengan bala tentara dan beberapa kapal tiba di Kerajaan Palu, mereka pun menyerang Kayumalue. Setelah peristiwa perang Kayumalue, Raja Maili terbunuh oleh pihak Belanda dan jenazahnya dibawa ke Palu. Setelah itu ia digantikan oleh Raja Jodjokodi, pada tanggal 1 Mei 1888 Raja Jodjokodi menandatangani perjanjian pendek kepada Pemerintah Hindia Belanda.
Sabtu, 18 Mei 2013
Perjalanan Ke Lima Tahun KMKP
Hadirnya KMKP ini diawali dari perasaan yang sama dari beberapa mahasiswa Kota Palu tersebut, yang mempunyai keresahan hati karena tidak adanya wadah yang dapat menampung aspirasi mereka sebagai putra – putri daerah. Selain itu motivasi dasar untuk mempersatukan mahasiswa – mahasiswa yang berasal dari Kota Palu menjadi spirit, komitmen dan konsisten beberapa mahasiswa Kota Palu tersebut untuk mewujudkan cita – cita mereka yaitu membentuk suatu wadah yang bernama Keluarga Mahasiswa Kota Palu yang selanjutnya disingkat dengan KMKP.
Pada bulan maret 2008, beberapa mahasiswa Kota Palu tersebut kemudian menindaklanjutkan ide untuk membentuk suatu organisasi kedaerahan mahasiswa Kota Palu tersebut secara resmi. Langkah awal dari beberapa pertemuan mahasiswa tersebut untuk meresmikan organisasi kedaerahan mahasiswa Kota Palu tersebut yaitu mensosialisasikan nama KMKP tersebut ke kalangan mahasiswa Kota Palu yang berada di Makassar dan mengadakan Musyawarah Besar( MUBES ). Dengan kesepakatan bersama, maka MUBES tersebut dinamakan Musyawarah Besar Pertama Keluarga Mahasiswa Kota Palu ( MUBES I KMKP ). Hal ini disebabkan agar MUBES ini lebih dikenal oleh kalangan mahasiswa Kota Palu. Saat itu yang terpilih sebagai Koordinator Stering MUBES I KMKP adalah Fachruddin Hari Anggara Putera dan Ketua Panitia adalah Arafat.
Seiring bergulirnya waktu dan dengan semangat dan tekad yang kuat mahasiswa – mahasiswa Kota Palu, KMKP kemudian diresmikan sebagai organisasi kedaerahan mahasiswa Kota Palu oleh Bapak Walikota Palu, Rusdi Mastura, tepatnya pada tanggal 8 Juni 2008 di Benteng somba Opu, Makassar, sulawesi selatan, dengan Ketua KMKP pertama yaitu Arafat dan mengangkat wakilnya Fachruddin Hari Anggara Putera.
Setelah masa priode Saudara Arafat di Pilihlah saudara Putra Alamsyah yang melanjutkan tongkat Estafet. Pria yang akrab di panggil Alam ini di pilih di Musyawarah Kedua KMKP di Tanjung Bayang Makassar, Alam memimpin KMKP untuk Priode 2011-2012. adapun pengurus KMKP pada saat itu adalah Rifyal Arsyad sebagai Wakil Ketua, saudari Musdalifah sebagai Sekertaris Umum. divisi-divisi yang kemudian hadir adalah Divisi Pengkaderan, Divisi Administrasi dan Kesekretariatan, divisi Informasi dan Komunikasi dan divisi Minat Bakat
Selanjutnya Mubes ke III di laksanakan di Malino Kabupaten Gowa, di Musyawarah Besar ini di pilihlah saudara Alamda Nugraha sebagai Ketua Umum Priode 2012-2013. selanjutnya yang di tunjuk sebagai Wakil Ketua adalah Andi Anugrah dan Rezki amalia sebagai Sekertaris Umum serta Nur fajrah sebagai Bendahara Umum.
Musyawarah Besar Ke IV di laksanakan di Tanjung Bayang pada tanggal 5-6 April 2013. Di Musyawarah Besar ini di pilihlah saudara Muhammad Hadizchal sebagai Ketua Umum Priode 2013-2014. Sebagai Ketua Umum yang di beri kesempatan untuk menentukan komposisi kepengurusan maka di pilihlah saudara Tri Novri Yandi Dahyar sebagai Sekertaris Umum dan Fadlun Minaulah sebagai Bendahara Umum. Dan disusunlah Komposisi kepengurusan di mana para pengurus terdiri dari Angkatan 2009-2011. Hasil rapat kerja di pikir perlunya merefleksikan apa yang terjadi pada periode pertama KMKP, di mana antusiasme mahasiswa perlu di hidupkan kembali. Pengadaan sekretariat di pikir perlu dan juga komunikasi dengan Dewan Pelindung yaitu Walikota Palu Bapak Rusdi Mastura dapat berjalan dengan baik lagi.